Kunjungan Universitas Darussalam Gontor Soroti Perkembangan Ekonomi Terkini

Dinamika ekonomi global yang mulai mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging market, salah satunya Indonesia, menjadi persoalan yang disoroti oleh komponen triple helix dalam perekonomian, yakni kalangan mahasiswa. Hal ini mengemuka dalam diskusi antara Kemenko Perekonomian dengan Universitas Darussalam Gontor saat melakukan kunjungan ke Kemenko Perekonomian, Kamis (10/1), di Gedung Ali Wardhana, Jakarta. 

Kunjungan ini sebelumnya dibuka oleh Kepala Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Masyarakat (HPH) I Ktut Hadi Priatna yang juga menjelaskan tugas utama Kemenko Perekonomian adalah untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi seluruh kebijakan di bidang ekonomi.

“Bagi sebagian masyarakat, tugas kami sebagai Kemenko Perekonomian masih menjadi pertanyaan. Dapat kami jelaskan bahwa disini kami mengkoordinasikan seluruh kementerian teknis dibawah kami. Beberapa kebijakan ekonomi yang kami koordinasikan antara lain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tingkat inflasi, infrastruktur, dan lain-lain” tambah Ktut.

Dalam kesempatan ini, para mahasiswa melakukan diskusi dengan Kemenko Perekonomian yang dipimpin oleh Kepala Bidang Neraca Pembayaran dan Posisi Investasi Internasional (PII) Kemenko Perekonomian Ratih Purbasari Kania yang membawakan pemaparan tentang perkembangan ekonomi terkini, baik dari sisi perekonomian global, ekonomi domestik, dan kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah Indonesia.

“Perkembangan ekonomi global mempengaruhi kinerja ekonomi domestik dan menentukan langkah-langkah apa saja yang akan diambil pemerintah untuk menyelesaikan tantangan tersebut” kata Ratih.

Selain itu, Analis Indikator Perekonomian Kemenko Perekonomian Kurniawati Yuli Ashari juga menjelaskan tentang penyebab ketidakpastian ekonomi global yang bersumber dari normalisasi suku bunga Amerika Serikat (AS), proteksionisme perdagangan AS, dan kenaikan harga minyak global.

“Pada akhirnya, ketiga sumber ketidakpastian ini mampu mempengaruhi ekonomi negara-negara lain, salah satunya Indonesia. Bahkan, ketidakpastian global ini membuat kinerja industri manufaktur yang terlihat dari Purchasing Manager Index (PMI) negara-negara lain yang terus menurun” tambah Kurniawati.

Walaupun begitu, Analis Sektor Jasa Kemenko Perekonomian Muhammad Anggada mengatakan tendensi perekonomian Indonesia yang diprediksi akan stagnan pada dasarnya masih memperlihatkan perbaikan, khususnya pada indikator sosial, seperti tingkat kemiskinan, rasio gini, tingkat pengangguran, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

“Tidak hanya itu, kami melihat adanya perbaikan kualitas daya saing Indonesia yang terlihat dari peningkatan Global Competitiveness Index 4.0 dari peringkat 47 menjadi 45” tambah Anggada.

Di sisi lain, Dosen Universitas Darussalam Gontor Ahmad Fajaruddin menyampaikan apresiasi atas diskusi yang terselenggara dalam kunjungan ini.

“Ini menjadi saat yang tepat bagi para mahasiswi untuk melihat lebih dekat teori-teori yang biasa dipelajari di kelas, mengingat hal yang menjadi isu saat ini adalah perbedaan implementasi teori ekonomi karena kondisi sosial yang berbeda” ungkap Fajaruddin.

Acara ini kemudian ditutup dengan penyerahan plakat dari Universitas Darussalam Gontor kepada Kemenko Perekonomian yang dilanjutkan dengan sesi ramah-tamah (ekon).

Sumber : Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *